Tuesday, April 26, 2005

ski tea not tee

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan alam dengan segala ketentuan yang telah digariskan-Nya, mengaruniakan kecerdasan untuk manusia sehingga dapat membentuk peradaban yang memudahkan manusia dalam segala upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rosul junjungan semesta alam, Muhammad Salallahu ‘alaihi wa sallam, yang dengan cinta dan kasihnya membawa manusia pada era pencerahan (mina dzulumaati ilaa nuur), serta pada para sahabat, tabiin, para ulama, hingga kaum mukminin yang telah berjasa mengikuti , meyebarkan dan melestarikan sunnah sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Analisis Unsur Intrinsik pada Karya-karya Sastra Melayu Klasik” sebagai tugas akhir semester.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Sejarah Kesusastraan Indonesia I, Ibu Hj. Yetty Setianingsih, Dra. Atas upaya beliau memberikan kesempatan penulis untuk mengeksplorasi ilmu yang selama ini didapat, juga kepada orangtua yang dengan kerja kerasnya memotivasi penulis untuk terus berjuang, juga teman-teman yang memberikan kepercayaan diri untuk berkarya.
Makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan sebagai pendukung dalam proses penciptaan karya yang lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah kebudayaan Indonesia.


Cimahi, Juni 2005

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Periodisasi Kesusastraan Melayu Berdasarkan Kepercayaan yang memengaruhinya

Kesusastraan Melayu dapat dibagi menjadi lima bagian berdasarkan periodisasinya. Kesusastraan-kesusastraan tersebut meliputi:
1.Kesusastraan Rakyat, mencakup:
a.Cerita asal usul
b.Cerita Binatang
c.Cerita Jawa
d.Cerita Pelipur lara
2. Epos India dan Wayang, cerita utamanya adalah:
a.Ramayana
b.Mahabarata
3. Cerita Panji dari Jawa
4. Sastra Zaman Peralihan Hindu-Islam
Cerita-cerita di antaranya adalah:
a.Hikayat Puspa Wiraja
b.Hikayat Parang Puting
c.Hikayat Langlang Buana
d.Hikayat Si Miskin atau Hikayat Marakarma
e.Hikayat Berma Syahdan
f.Hikayat Indraputra
g.Hikayat Koraisy Mangindra
h.Hikayat Indera Bangsawan
i.Hikayat Jaya Langkara
j.Hikayat Nahkoda Muda
k.Hikayat Ahmad Muhammad
l.Hikayat Syah Mardan
m.Hikayat Isma Yatim

5. . Kesusastraan Zaman Islam
Cerita yang sudah mendapat pengaruh agama Islam terbagi menjadi 5 bagian jenis cerita yaitu:
1.Cerita Al-Qur’an
2.Cerita Nabi Muhammad
3.Cerita Sahabat Nabi Muhammad
4.Cerita Pahlawan Islam
5.Cerita Kitab
Berikut ini akan dipaparkan satu cerita dari masing-masing periode. Yang akan diulas adalah empat periode yaitu Kesusasteraan rakyat, Epos India dan Wayang, cerita zaman Peralihan Hindu-Islam dan kesusastraan Zaman Islam.
















BAB II
ANALISIS CERITA


2.1 Kesusastraan Rakyat

Kesusastraan Rakyat adalah kesusastraan yang hidup di tengah-tengah rakyat. Diceritakan secara turun-temurun oleh ibu kepada anaknya, tukang cerita menceritakan kepada penduduk-penduduk kampung yang tidak bisa membaca, cerita diturunkan dari generasi ke generasi.
Sastra rakyat juga dikenal sebagai tradisi lisan yang mencakup suatu bidang yang cukup luas, cerita-cerita, ungkapan, pribahasa, nyanyian, tarian, adat resam, undang-undang, teka-teki permainan (games), kepercayaan, dan perayaan (belief and festival).
Cerita rakyat dibagi menjadi empat jenis yaitu:
1.Cerita asal-usul
2.Cerita Binatang
3.Cerita Jenaka
4.Cerita Pelipur lara
Pada bagian ini, penulis akan menganalisis satu jenis dari cerita rakyat yaitu cerita Pelipur Lara. Berikut ini adalah ulasannya.

2.2.1 RINGKASAN CERITA

HIKAYAT AWANG SULUNG MERAH MUDA

Awang Sulung Merah Muda adalah anak raja Bandar Mengkalih. Semasa ia dilahirkan, orangtuanya sudah meninggal. Ia kemudian diasuh oleh Datuk Batin Alim bersama-sama dengan anak perempuannya sendiri yang bernama Puteri Dayang Nuramah. Sesudah besar, Awang Sulung merah Jambu Muda diserahkan kepada guru untuk mengaji, belajar kitab Nahu dan Mantik, kemudian belajar pencak silat pula. Semuanya ini dipelajari dengan cepat sekali. Pada suatu hari, gigi Awang Sulung Merah Muda pun diasah. Selang beberapa lama, Datuk Batin Alam meminta Aawang Sulung Merah Muda membayar belanja mengasah gigi.
Karena tiada mempunyai uang, Awang Sulung Merah Muda lalu disuruh untuk mengerjakan pekerjaan yang berat. Biarpun begitu, Datuk Batin Lam masih tidak puas hati dan mau membunuh Awang Sulung Merah Muda. Awang Sulung Merah Muda melarikan diri. Dengan bantuan Puteri Dayang Seri Jawa, ia pun melunaskan hutangnya. Selanjutnya Awang menjadi orang suruhan Puteri Dayang Seri Jawa. Puteri Dayang Nuramah yang menaruh hati pada Awang tidak rela kekasihnya itu direbut orang lain. Maka berkelahilah mereka di tengah laut selama tujuh hari tujuh malam. Awang Sulung Merah Muda takut kalau-kalau salah seorang puteri itu luka atau mati, lalu dia memisahkan mereka. Tidak lama sesudahnya, Puteri Dayang Seri Jawa pun dinikahkan dengan Awang Sulung Merah Muda masih kawin dengan Puteri Dayang Nuramah dan dua orang puteri lain yaitu Puteri Pinang Masak dari Pati Talak Trengganu dan Puteri Mengurai dari Parir Panjang. “Maka sangatlah kasih baginda akan keempat istrinya itu, tiada pernah bercerai…


2.2.2 ANALISIS UNSUR INSTRINSIK

2.2.2.1 Tema
Cerita ini bertema tentang perjalanan hidup seorang putera raja hingga akhirnya hidup bahagia bersama dengan keempat istrinya.
2.2.2.2 Alur
Alur yang terdapat dalam cerita ini adalah alur maju. Hal ini tampak dari awal penceritaan yang mengisahkan tokoh utama Awang Sulung Merah Muda semasa kecilnya lalu kemudian beranjak dewasa dan akhirnya hidup bahagia setelah menikah dengan keempat orang istrinya.

2.2.2.3 Tokoh
Hikayat Pelipur Lara ini memiliki tokoh-tokoh yaitu:
1.Awang Sulung Merah Muda, anak raja Bandar Mengkalih
2.Raja Bandar Mengkalih, wafat tak lama sebelum anaknya lahir.
3.Datuk Batin Alim, yang membesarkan Awang Sulung Merah Muda
4.Puteri Dayang Nuramah, anak Datuk Batin Alim yang menaruh hati kepada Awang Sulung kemudian menjadi istrinya.
5.Awang Sulung Merah Jawa, wanita yang menolong Awang untuk melunasi hutangnya, kemudian menjadi istri Awang.
6.Puteri Pinang Masak dari Pati Talak Trengganu dan Puteri Mayang Mengurai dari Pasir panjang, keduanya adalah istri Awang.
2.2.2.4 Amanat
Setiap cerita pasti menyisipkan amanat betapapun sedikitnya amanat yang terkandung di dalamnya itu. Begitupun dengan hikayat ini, amanat yang terkandung dalam hikayat Awang Sulung Merah Muda ini antara lain:
1.Kita harus berusaha mandiri dan tidak tergantung pada orang tua.
2.Kita diharuskan untuk mematuhi orangtua dan menghormatinya.
3.Berusahalah sekuat tenaga untuk mengoptimalkan potensi yang kita miliki dengan cara belajar dan berlatih dengan tekun.
4.Upayakan untuk melakukan yang terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan.
5.Saling tolong menolong tanpa rasa pamrih.
6.Hindari pertikaian dan perselisihan.
7.Hidup rukun dan damai bersama.

2.2.2.5 Latar
Latar yang terdapat dalam hikayat ini adalah:
a.Latar tempat
1.Laut
Puteri Seri Jawa dan Puteri dayang Nuramah berperang di tengah laut.
2.Hutan
Ketika Awang Sulung Merah muda melarikan diri dari kejaran Datuk Batin Alam.

b.Latar waktu
Keterangan waktu kejadian dalam hikayat ini diperkirakan terjadi setelah adanya pengaruh agama Islam, karena dikisahkan bahwa Awang Sulung belajar mengaji dan ilmu tata bahasa Arab.
c.Latar Sosial
Hikayat ini berlatar istanasentris. Hal ini dapat dilihat dari awal cerita yang terdapat dalam hikayat ini yang menyebutkan bahwa Awang adalah seorang anak raja bernama raja Bandar Manggalih. Selain itu, istri keriga dan keempat adalah anak raja Talak Trengganu dan Pasir Panjang.
d.Latar suasana
Suasana yang ditimbulkan dalam hikayat ini adalah
1.Tenang
Yaitu ketika Awang Sulung belajar mengaji dan kitab nahwu.
2.Menegangkan
Karena tidak puas terhadap hasil kerja Awang Sulung, maka Datuk Batin Alim bermaksud untuk membunuh Awang.
Awang Sulug Merah Muda melarikan diri dari Datuk Bati Alim.
Terjadi pertengkaran antara Puteri Seri Jawa dan Nuramah yang disebabkan oleh tidak relanya Puteri Dayang Nuramah mendapati Awang direbut oleh Puteri Dayang Seri Jawa selama tujuh hari tujuh malam.
3.Menegangkan
Saat Awang Sulung akhirnya hidup bahagia bersama keempat orang istrinya.




2.2Epos India dalam Kesusastraan Melayu dan Wayang
Masuknya agama Hindu ke Indonesia mempengaruhi berbagai unsur kebudayaan, seperti agama, sistem politik, astrologi, perobatan, seni pertukangan, dan sastra.
Diperkirakan pengaruh agama Hindu dibawa melalui para pedagang-pedagang India yang datang ke Indonesia, perkawinan orang Hindu dengan puteri raja atau melalui pertukaran pelajar.
Ramayana dan Mahabarata adalah dua karya yang merupakan kitab suci agama Hindu yang mencakup segala aspek kehidupan.
Penulis dalam makalah ini menganalisis karya sastra zaman Hindu berupa cerita mengenai Pandawa lima, berjudul Pandawa Lebur.

2.3.2 RINGKASAN CERITA

HIKAYAT PANDAWA LEBUR

Raja Beraja Nila bertanya raja manakah yang masih belum takluk kepadanya: jawabnya ialah raja Orga Sina dari Mandapura Nagara. Tentaranya lalu dikerahkan untuk menyerang Mandapura dan menangkap rajanya. Orgasina kebingungan Arjuna menjelma sebagai Cekel Sukma Diluh dan bersama pengiringnya yang setia, Semar dan Cemuris sampai di Mandapur setelah mendengar berita serangan, kemudian Arjuna pergi berperang. Raja Beraja Nila bukan lawannya dan terbunuh. Arjuna lalu kawin dengan Puteri Mandapura yang bernama Kusumananti kini Arjuna bergelar Prabu Anom Mangku Nagara.
Krisna atas desakan Dewi Sambadara pergi mencari Arjuna karena para korowa akan menyerang Marta wangsa ia ingin membawa anak-anak dan perempuan yang selamat di Purawati. Di Dewalwati ia berperang dengan raksasa dan mengepung kota. Gatotkaca melihat hal ini dari kayangan dan datang menolong. Para raksasa diusirnya.krisna menamai Gatotkaca Kiprabaya. Para pandawa, Darmawangsa, Bima dan Nakula bersama-sama dengan Narada pergi ke Martawangsa di mana para perempuan dan Krisna telah berkumpul.
Krisna tidak berhasil mencari Arjuna. Suyudabna juga tidak berhasil. Para Korawa siap-siap untuk berperang. Dalam pertempuran yang pertama, Pandawa kalah, tetapi Bima dapat menahan serangan Korawa. Di Indra Puspa, ada seorang raja bernama pancawirajaya. Raja ini mau memiliki semua perempuan yang cantik. Ia mendengar kecantikan istri Sastra Wijaya adik perempuan Krisna dan menuntut supaya istri Sastra Wijaya diserahkan kepadanya. Ketika tuntutannya ditolak Pancawirajaya, Pancawirajaya menyerang para Pandawa. Sementara itu, perang besar masih berlangsung.
Di Mandupura, Krisna menemui Arjuna. Orgasina terkejut mendengar nama penolongnya. Mereka semua pergi ke Martawangsa. Peperangan yang sengit berlangsung. Arjuna menolong para Pandawa dan dibunuh oleh Karna, tetapi dapat dihidupkan kembali oleh bunga wijaya kusuma. Purabaya (Gatotkaca) mendengar bahwa Dewawati dikepung oleh Panca Wirajaya dan datang menolong. Raja Pancawirajaya dibunuhnya. Raden Samba juga terbunuh, tetapi dapat dihidupkan kembali oleh air urip.
Widadari Indrasari harus bertapa karena satu kesalahan. Dalam pertapaan, mani Gatotkaca jatuh dari udara ke mulutnya. Tidak lama kemudian, Widadari indra Sari pun hamillah dan melahirkan seorang anak yang menyerupai ayahnya. Anak itu dipelihara oleh Durga dan diberi nama Tunggal. Dengan cepat Tunggal menjadi besar di kayangan. Namanya yang paling terkenal adalah Ari Bramu. Adi Bramu ingin mencari ayahnya. Tetapi harus bertapa tiga tahun dahulu. Setelah tiga tahun, dia turun ke dunia semula.
Pancawati dikepung oleh seorang raksasa yang hanya bisa diruat oleh Adi Bramu. Banyak yang mencoba membunuh raksasa ini, karena menginginkan puteri yang dijanjikan sebagai hadiah. Purbajaya dan Arjuna juga pernah mencoba tetapi sia-sia saja. Akhirnya, Adi Bramu muncul dan membunuh raksasa tersebut dengan bantuan para dewa. Ia kemudian kawin dengan puteri Puspa Seri Jati. Tidak lama kemudian, ia berangkat ke Astinapura. Di tengah jalan banyak yang mencoba merebut istrinya, tetapi sia-sia saja. Adi Bramu bertemu dengan Adi Bramu timbul pertikaian yang membawa kepada perkelahian yang sengik, baik Adi Bramu maupun Gatotkaca mengubah diri dalam berbagai rupa; dunia jadi huru-hara kayangan juga hampir hangus terbakar. Narada turun dan menerangkan segala-galanya kepada Adi Bramu. Perkelahian berhenti. Adi Bramu berlutut di depan Gatotkaca. Martawangsa kegirangan. Pesta besar-besaran diadakan.

2.3.3 ANALISIS INTRINSIK
2.2.3.1 Tema
Cerita ini bertema tentang pertempuran para raja dan kesatria pandawa.
2.2.3.2Alur
Alur yang digunakan pada cerita ini adalah alur maju.
2.2.3.3Tokoh
Hikayat ini bertokoh:
1.Raja Beraja Nila
2.Raja Orgasina, dari Mandapura Najara
3.Arjuna dan menjelma menjadi Cekal Sukma Biluh.
4.Semar
5.Cemuris
6.Kusumananti, istri Arjuna
7.Krisna
8.Perisambadara
9.Gatotkaca, menolong Krisna kemudian dinamai Kiprabaya oleh Krisna
10.Darma Wangsa
11.Bima dan Nakula
12.Suyudana, bersama Krisna mencari Arjuna
13.Para Korawa
14.Pancawirajaya
15.Raden Samba
16.Tunggal atau Adi Bramu.


2.2.3.4 Amanat
Sebagai karya sastra pewayangan yang memuat tiga unsur dalam sastra epos India yakni Darma Sastra (Kebaikan/moral), Niti Sastra (hidup yang layak) dan Arta Sastra ( Pemerintahan yang kuat) banyak mengandung amanat yakni:
1.Pentingnya semangat persatuan untuk menciptakan ketahanan negara
2.Solidaritas antar sesama.
3.Jangan saling menjatuhkan dan mencekal

2.2.3.4 Latar
a.Tempat
1.Mandapura
Kerajaan yang diserang oleh Raja Beraja Nila karena disebut-sebut sebagai kerajaan yang belum ditaklukkan.
2.Purawati
Tempat yang direncanakan oleh Krisna sebagai tempat perlindungan anak-anak dan perempuan yang selamat.
3.Martawangsa
Tempat semua perempuan dan Krisna telah berkumpul.
4.Indra Puspa
Tempat Raja Pancawirajaya memerintah.
5.Mandapura
Krisna menemui Arjuna di Mandapura.
6.Kayangan
Dikisahkan Widadari Indrasari harus bertapa di kayangan
7.Astinapura
Tempat Puteri Puspa Seri Jati hidup bersama suaminya Adi Bramu.

b.Latar Sosial
Sebagai bentuk dari karya sastra lama, cerita ini memiliki latar sosial kerajaan. Setiap orang memiliki tingkatan sosial dan tingkatan sosial itu didapat dengan melalui tahapan tertentu.
2.3Sastra zaman Peralihan Hindu Islam

Sastra Zaman Peralihan Hindu-Islam adalah sastra yang lahir dari pertembungan sastra yang berunsur Hindu dengan pengaruh Islam. Ciri-cirinya adalah:
1.Tuhan dijunjung tinggi
2.Plotnya selalu menceritakan dewa-dewi yang turun dari langit ke dunia untuk menjadi raja, kelahiran mereka disertai peristiwa alam yang luar biasa.
Berikut ini adalah analisis satu di antara karyanya.

2.3.2 RINGKASAN CERITA

KALILA DAMINA

Di negeri Pandalipur, India, memerintah seorang raja bernama Sukadarma. Baginda mempunyai empat orang putra yang sangat dungu dan tidak mau menurut nasihat orang tua. Baginda sangat sedih memikirkan kelakuan putra-putranya itu.
Pada suatu hari, sewaktu baginda dihadap oleh para pembesar kerajaan, seorang brahmana bernama Sumasinha menyanggupkan baginda mendengar tawaran ini dan segera mengantarkan mereka berserta kurnia yang mulia-mulia ke rumah Brahmana Sumasinha.
Cara Brahmana Sumasinha mendidik putra-putra raja itu sangat istimewa. Ia tidak mewajibkan mereka belajar dan mengerjakan pekerjaan sekolah, melainkan memberikan cerita-cerita yang menarik dan bermanfaat kepada mereka.
Mulailah brahmana itu memberikan pendidikan kepada putra raja itu secara biasa, yaitut dengan cara bercerita tentang binatang-binatang yang di dalamnya disisipi cerita pula.


Ada lima cerita pokok yang disiapkan, yaitu:
1.Matrapanam, cerita tentang serigala yang memutuskan persahabatan lembu dengan raja singa.
Dari percakapan kedua ekor serigala yang bernama Kalila dan Damina banyak terdapat kupasan politik serta siasat yang dipergunakannya. Misalnya, bagaimana membunuh musuh secra tidak langsung. Di sini disisipkan beberapa cerita lagi, antara lain cerita ular yang memakan telur burung gagak yang telurnya selalu dimakan ular. Ia mencuri rantai emas puteri raja dan menjatuhkannya di lubang ular tersebut, sehingga ular mati dibunuh.
2.Sakralaum, cerita tentang persahabatan yang bisa menyelamatkan jiwa masing-masing, terutama dalam menghadapi yang kuat. Contoh cerita: Persahabatan antara burung merpati, tikus, gajah, kura-kura, dan kijang yang biosa melepaskan diri dari ancaman maut seorang pemburu.
3.Sandi Bikraum, cerita tentang politik perang dan damai, yaitu cara menghadapi musuh yang kuat, antara lain dengan jalan menipu dan merendahkan diri. Contoh cerita: Burung gagak berpura-pura luka dan mengabdikan diri kepada kawanan burung hantu dengan maksud menyelidiki keadaan musuhnya itu. Burung hantu tidak menyadari bahaya ini sehingga akhirnya binasa.
4.Artanasam, cerita tentang bagaimana orang yang bodoh tertipu oleh kata-kata yang halus dan manis. Contoh cerita: Buaya tertipu oleh kera sahabatnya.
5.Sambi Rica Karium, cerita tentang orang yang tergesa-gesa melakukan sesuatu pekerjaan tanpa dipikirkan dahulu akibatnya. Contoh cerita: seorang brahmana telah membunuh cerpelai karena menyangka cerpelai itu telah membunuh putranya. Akhirnya ia menyesal setelah tahu justru cerpelai itu yang menyelamatkan jiwa putranya dari ancaman ular.
Kelima cerita pokok ini penuh nasihat dan pelajaran yang berguna bagi pendidikan putera raja sehingga tanpa disadari watak dan kelakuan keempat putra raja tersebut berubah menjadi baik.
Akhirnya mereka menjadi orang pandai bijaksana, berkat mendengar cerita-cerita dari brahmana Sumasinha. Raja gembira sekali mengetahui keberhasilan brahmana Sumasinha dan memberikan kurnia yang mulia-mulia kepadanya.

2.3.2ANALISIS INTRINSIK
2.3.2.1Tema
Cerita lama ini bertema tentang sikap dan pendekatan seorang Brahmana Sumasinha dalam mendidik keempat orang putera raja dengan cara mendongeng. Secara tidak disadari berhasil mengubah watak dan perilaku keempat putra raja tersebut.
2.3.2.2 Alur
Alur yang terdapat dalam hikayat ini adalah alur maju. Hal ini ditandai dengan awal mula Raja Sukadarma memercayakan pendidikan anak-anaknya pada seorang Brahmana, samapai akhirnya raja puas melihat sikap anaknya yang membaik.
2.3.2.3Tokoh
Tokoh-tokoh yang disebutkan dalam hikayat ini adalah:
1.Raja Sukadarma
Raja yang memerintah di negeri Padalipurwan dan memiliki empat orang anak laki-laki.
2.Empat orang anak laki-laki
Anak raja Sukadarma yang sangat dungu dan tidak mau menuruti nasihat orangtua.
3.Sumasinha
Seorang Brahmana yang menyanggupi permintaan raja Sukadarma untuk mendidik keempat anaknya.
Tokoh lain yang terdapat dalam bingkai cerita yang lain di antaranya adalah:
Sebagai cerita fabel, maka tokoh-tokohnya pun binatang-binatang antara lain serigala, lembu, gagak, buaya, kera, cerpelai, ular, burung, merpati, gajah, kura-kura, dan kijang.

2.3.2.4 Amanat
Sebagai satu di antara jenis cerita berbingkai yang memuat cerita-cerita lain di dalamnya, hikayat ini kaya sekali dengan muatan edukatif yang baik sekali untuk perkembangan kecerdasan dan perilaku anak maupun orang dewasa.
Amanat tersebut di antaranya adalah:
1.Percayakanlah pendidikan anak pada orang yang tepat.
2.Pendekatan yang bersifat persuasif dan emotif sangat membantu dalam proses pendidikan anak.
3.Cerita-cerita mendidik sangat bermanfaat dalam upaya pengubahan perilaku anak ke arah yang lebih baik.
4.Metode bercerita dalam mendidik anak dipandang lebih efektif karena terkesan tidak menggurui. Karena pada dasarnya, anak tidak suka digurui.
5.Pendidikan moral ynag terdapat dalam cerita lebih bersifat aplikatif. Artinya, perilaku yang kita maksud dan kita harapkan, diterapkan dalam isi cerita. Selain itu, pelajaran lebih menarik jika dikemas ke dalam sebuah rangkaian cerita.
Selain itu, amanat yang terdapat dalam bingkai cerita yang lain di antaranya adalah:
1.Kita tidak boleh memutuskan persahabatan. (terdapat dalam cerita Matrapanam)
2.Persahabatan dapat menyelamatkan jiwa masing-masing (terdapat dalam cerita Sakralaum)
3.Dalam cerita Sandi Bikrawa, diceritakan bagaimana politik perang dan damai.
4.Orang bodoh mudah tertipu dengan kata-kata yang halus dan manis.
5.Ketergesa-gesaan dalam melakukan sesuatu beresiko besar untuk mengalami kegagalan.





2.3.2.5 Latar
a.Latar tempat
1.India
2.Negeri Padalipurwan
Negeri tempat Sukadarma memerintah.
3.Hutan
Latar ini terdapat dalam beberapa cerita yang ada dalam bingkai lain.

b.Latar waktu
Hikayat ini tidak menyebutkan kapan tepat terjadinya kisah-kisah dalam ceritanya, namun dapat diperkirakan cerita ini berlatar waktu di zaman kerajan di India dan zaman antah berantah.


2.4 Kesusastraan Zaman Islam

Masuknya agama Islam ini sangat memengaruhi karakteristik karya sastra, sehingga disebut sebagai sastra Islam, atau sastra orang Islam dan segala amal salehnya. Sastra Islam Melayu adalah sastra orang Islam yang ditulis dalam bahasa melayu di rantau ini. Sastra ini mempunyai dua ciri menonjol di antaranya:
1.karya sastra berupa terjemahan atau saduran yang berasal dari bahasa Arab atau Parsi.
2.Hampir semua karya sastra ini tidak diketahui nama pengarang atau tarikh penulisannya.
Karya sastra zaman Islam dapat dibagi menjadi beberapa jenis kategori yaitu:
1.Cerita Al-Qur`an
2. Cerita Nabi Muhammad
3.Cerita Sahabat Nabi Muhammad
4.Cerita Pahlawan Islam
5.Cerita Kitab.
Penulis dalam makalah ini, menganalisis satu dari sekian banyak karya sastra yang berjudul Nur Muhammad.

2.4.1 RINGKASAN CERITA
NUR MUHAMMAD

Cerita ini dimulai dengan kalimat bismilah dan selanjutnya penjelasan bahwa cerita ini mengenai Nur Muhammad. Nur Muhammad itu sudah ada sebelum adanya segala sesuatu di alam ini. Nur Muhammad merupakan asal segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah. Nur Muhammad sujud kepada Allah selama 50 tahun. Setelah itu, barulah ia bangkit atas perintah Allah.
Diwajibkan oleh Allah atas Nur Muhammad dan umatnya sholat lima kali sehari semalam, puasa dalam bulan Ramadhan, zakat, dan naik haji ke Mekah. Allah menciptakan Nur Muhammad itu seperti burung: kepalanya Ali, matanya Hasan dan Husein, lehernya Fatimah, ekornya Usman bin Affan, belakangnya Abbas, dan kedua kakinya Aisyah dan Khadijah.
Allah menganugrahkan kepada Nur Muhammad tujuh laut yaitu ilmu, laut akal, laut latif, laut pikir, laut sabar, laut akal, laut rahman, dan laut cahaya,. Nur Muhammad diperintahkan oleh Allah berenang tujuh laut itu. Ketika ia keluar dariu laut itu, Nur Muhammad menggerakkan tubuhnya sehingga titiklah air dari tubuhnyayang menjadi asal nabi, malaikat, luh, qalam, Arasy, surga, matahari, bulan, nyawa manusia, dan lain-lain.
Allah mnciptakan Nur Muhammad dari unsur air, api, angin, dan tanah. Nur Muhammad itu diperintahkan oleh Allah pergi kepada tiap unsur itu. Setelah bertemu dengan Nur Muhammad, air menyombongkan dirinya, demikian pula api dan angin karena masing-masing merasa bahwa dialah yang paling berkuasa. Nur Muhammad menjelaskan kepada tiap unsur itu bahwa semua ciptaan Allah itu ada celanya, hanya Allah yang yang tiada bercela. Api, air, dan angin akhirnya bertobat dan mengucapkan syahadat.
Tanah tiadalah menyombongkan dirinya dan dengan hormatnya menyambut kedatangan Nur Muhammad. Nur muhammad memohon kepada Allah agar Allah menciptakan semua makhluk dari tanah. Segala sesuatu di dunia ini mempunya empat sifat sesuai dengan kodrat air, api, angin, dan tanah yaitu dingin, hangat, basah, dan kering.
Sebagai penutup dijelaskan bahwa pahala orang yang membaca hikayat Nur Muhammad ini sama dengan pahala orang naik haji atau pahala orang yang mati syahid. Sultan Muhammad Azzanuwi dilepaskan Allah dari siksa hari kiamat sebab bertemu dengan hikayat kejadian Nur Muhammad ini.

2.4.2 ANALISIS UNSUR INTRINSIK

2.4 2.1 Tema
Sebagai karya sastra yang mendapat pengaruh dari agama Islam, hikayat ini memiliki tema mengenai ketauhidan, sekaligus tentang kenabian Muhammad Rosulullah Salallahu ‘alaihi wa Salam.

2.4.2.2 Tokoh
Tokoh yang disebut dalam hikayat ini di antaranya ialah:
1.Nabi Muhammad Rosulullah Salallahu ‘alaihi wa salam
2.Ali anak Abu Thalib
3.Hasan dan Husen
4.Fatimah Alzahra diumpamakan dalam
5.Abu Bakar As-sidik bagian tubuh burung
6.Umar ibn Khatab
7.Usman ibn Affan
8.Hamzah ibn Abu Muthalib
9.Abbas
10.Aisyah
11.Khadijah
12.Malaikat Mikail
13.Malaikat Israfil
14.Malaikat Jibril
15.Malaikat Izrail

2.4.2.3 Amanat
1.Kita hendaklah mempercayai dengan tanpa keraguan akan adanya Tuhan yang Mahakuasa dalam menciptakan sesuatu yang ada di langit dan di bumi.
2.Allah senantiasa menaungi orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.
3.Setiap apa yang Allah citpakan di dunia ini berasal dari unsur api, angin, tanah, dan air.
4.Setiap makhluk Allah itu pasti bercela hanya Allah-lah yang sempurna.
5.Allah menciptakan makhluk di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah.

2.4.2.4 Alur
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju.


2.4.2.5 Latar
Sebagai cerita yang mengandung peristiwa gaib, latar yang terdapat dalam cerita ini ada yang tidak jelas seperti alam akhirat, Arasy dan lainnya yang tidak bisa ditangkap dengan panca indera kita.







BAB III
SIMPULAN

Kesusastraan Melayu dengan semua periodisasinya menyiratkan bahwa khasanah sastra bersifat dinamis, tidak statis hal inilah yang semakin menjadi tantangan bagi pemilik kebudayaan yaitu orang Melayu dan para pemerhati di bidang sastra untuk terus mengkaji dan menelaah sastra dan perkembangannya guna memperkaya khasanah kesusastraan Indonesia.
Sastra dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor tersebut di antaranya adalah aspek agama/ kepercayaan, sosial, budaya, politik dan lain sebagainya.



















DAFTAR PUSTAKA


Djamaris, Edward. 1983. Hikayat Nabi Mikraj, Hikayat Nur Muhammad, dan Hikayat Darma Tasiya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Djoko Pradopo, Rahmat dkk. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: PT. Hanindata Graha Widya.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.1978. Hikayat Kalila dan Damina. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Yock Fang, Liau. 1991.Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik.Jakarta: Erlangga.